EN ID
Opini 06 Januari 2025
Share: https://www.ptsmi.co.id/cfind/source/thumb/images/icon/cover_w20_h20_share-fb.png https://www.ptsmi.co.id/cfind/source/thumb/images/icon/cover_w20_h20_share-tw.png https://www.ptsmi.co.id/cfind/source/thumb/images/icon/cover_w20_h20_share-link.png

Mendorong Pertumbuhan Berkelanjutan Lewat Pembiayaan Infrastruktur

Oleh: Reynaldi Hermansjah, Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

Indonesia, dengan berbagai tantangan geografis dan sosial-ekonomi, memerlukan pendekatan strategis dan inovatif untuk terus mempercepat pembangunan infrastruktur yang menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional. Indonesia telah mencatat kemajuan signifikan dalam pembiayaan infrastruktur untuk menyediakan sumber pendanaan yang inovatif dan berkelanjutan.

Namun, tantangan besar masih membayangi dalam hal pemenuhan kebutuhan infrastruktur nasional ke depan. Berdasarkan data Bappenas, total kebutuhan investasi dari 2025 hingga 2029 adalah sekitar Rp 47.587,3 triliun atau rata-rata Rp 9.517 triliun per tahun, yang bersumber dari investasi pemerintah, BUMN, swasta dan masyarakat.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, kebutuhan akan infrastruktur bukan hanya soal membangun jalan atau jembatan, tetapi juga menciptakan koneksi antar manusia dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas. Pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia, akan berdampak langsung pada pemerataan dan juga pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks ini, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) memainkan peran sentral, sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan. PT SMI mampu menyediakan solusi alternatif untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur melalui produk-produk pinjaman yang inovatif. PT SMI didirikan pada tahun 2009, untuk menjadi katalis pembangunan infrastruktur di Indonesia sekaligus mengatasi Market Mismatch Pembiayaan serta Project Readiness di sektor infrastruktur.

PT SMI mempunyai mandat sebagai katalis pembangunan infrastruktur Indonesia. Dengan 3 (tiga) pilar utama bisnis PT SMI berupa Pembiayaan Komersial, Pembiayaan Publik, dan Jasa Konsultasi & Pengembangan Proyek, PT SMI aktif mengembangkan produk pembiayaan inovatif untuk menjawab tantangan pembiayaan infrastruktur di Indonesia.

 

Peran Sentral sebagai DFI dalam Penyediaan Fasilitas Publik

Perseroan telah menjadi mitra strategis Pemerintah Daerah dalam percepatan penyediaan fasilitas publik yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ini sesuai dengan rencana transformasi menjadi Development Finance Institution (DFI), yang salah satu fokusnya pada penguatan Pembiayaan Publik. DFI dapat membiayai pembangunan proyek-proyek yang memiliki risiko besar dan tidak dapat dibiayai oleh lembaga pembiayaan lain.

Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan Pemerintah Daerah dengan memanfaatkan produk-produk pinjaman daerah dari PT SMI. Yang pertama, pinjaman daerah dapat menambah kapasitas fiskal daerah, sehingga terdapat kepastian alokasi untuk pendanaan infrastruktur. Yang kedua, dana pinjaman dapat dipastikan ketika Pemda dinilai telah memenuhi persyaratan pemberian fasilitas pinjaman. Poin kedua ini terkait dengan poin ketiga, di mana layanan publik akan lebih cepat tersedia, tanpa menunggu ketersediaan anggaran. Keempat, adanya multiplier effect di mana masyarakat merasakan peningkatan kesejahteraan dan ekonomi. Tidak hanya untuk masyarakat, Pemda sendiri juga mendapatkan keuntungan dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Beberapa contoh proyek yang mendapat dukungan pinjaman daerah dari PT SMI antara lain adalah pembangunan jalan di Kabupaten Tabalong, Jembatan Konaweha di Kabupaten Kolaka, Pasar Bersehati di Kota Manado, RSUD di Kabupaten Solok, RSUD Provinsi NTB, Menara Teratai di Kabupaten Banyumas, dan RSUD di Kabupaten Bangli.

Per Oktober 2024, total komitmen pembiayaan daerah PT SMI sebesar Rp38,53 triliun, dengan outstanding sebesar Rp22,62 triliun. Pembiayaan daerah tersebut terdiri dari pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pemda dan Pembiayaan Daerah Reguler.

 

Menghubungkan Infrastruktur dengan Kehidupan Sehari-Hari: Membangun Koneksi yang Berdampak

Tidak hanya dampak yang terukur, pembiayaan PT SMI juga menitikberatkan pada pengukuran dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang dicapai. Dengan pendekatan ini, setiap rupiah yang diinvestasikan tidak hanya menghasilkan infrastruktur fisik tetapi juga mendorong perubahan yang nyata bagi masyarakat.

Pembangunan infrastruktur bukanlah hanya sekedar membangun jalan, namun memastikan dampak dari pembangunan tersebut kepada masyarakat. Dalam dukungannya terhadap proyek-proyek tanah air, PT SMI mencatatkan sejumlah pencapaian dalam pembiayaan di berbagai sektor, antara lain sektor transportasi, dan sektor energi baru terbarukan. Dari 3 besar sektor yang dibiayai PT SMI, telah memberikan dampak pada output perekonomian sebesar Rp1.696,5 triliun.

Hingga tahun 2024, beberapa contoh dukungan PT SMI meliputi dukungan untuk Transjakarta, hingga dukungan Pengadaan trainset kereta listrik kepada PT INKA. Di sektor Kesehatan, PT SMI juga memberikan fasilitas pembiayaan untuk RS Pusat Otak Nasional (RS PON), dan beberapa dukungan penyiapan proyek untuk pembiayaan berbasis keberlanjutan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) seperti proyek KPBU RSPTN Unpad, KPBU RSUD Inche Abdoel Moeis di Kota Samarinda, dan KPBU TPAS Manggar di Kota Balikpapan. Dengan semangat inovasi, proyek-proyek ini lahir dengan beragam skema pembiayaan alternatif untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat secara inklusif dan efektif.

Infrastruktur, SDGs dan Target Emisi Nol Karbon

PT SMI juga memiliki peran strategis dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan pencapaian nol karbon (net zero). Infrastruktur yang baik menjadi tulang punggung bagi hampir semua target SDGs, mulai dari memastikan akses energi bersih (SDG 7), yang akhirnya dapat berdampak pada pencapaian nol karbon secara nasional. Dengan berfokus pada pinjaman lunak berbasis penelitian dan menyelaraskan aktivitas dengan prinsip People, Planet, Profit, and Prosperity, PT SMI bertujuan untuk memaksimalkan dampak terhadap pembangunan berkelanjutan.

Melalui skema blended finance, PT SMI mampu menggabungkan dana publik dengan investasi swasta untuk dapat mengakselerasi proyek-proyek strategis dengan lebih efektif. Strategi pembiayaan alternatif ini dapat menjadi solusi strategis, yang memberikan keleluasaan tanpa harus sepenuhnya bergantung pada APBN yang terbatas.

Skema blended finance ini telah berhasil mendukung beberapa proyek strategis, salah satunya proyek Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dan juga dukungan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Solar (PLTS) Tembesi, yang merupakan PLTS Terapung terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas 46 MWp. Selain mendapatkan pembiayaan dari PT SMI, proyek ini mendapatkan dukungan investment grant dari Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP), mitra strategis PT SMI, melalui platform blended finance pertama di Indonesia, SDG Indonesia One.

Dalam pengembangan bisnisnya, PT SMI menggandeng lembaga keuangan lainnya, seperti Bank CIMB Niaga, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Mandiri, dan Maybank dalam fasilitas pendanaan untuk proyek infrastruktur. Tidak hanya itu, PT SMI pun melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV dan PUB Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III dengan total dana terkumpul senilai Rp 3,32 triliun, sebagai alternatif lain penghimpunan dana untuk mendukung proyek-proyek berkelanjutan di Indonesia.

PT SMI juga memiliki peran sebagai Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform Manager yang akanterus mendukung percepatan transisi energi di Indonesia. Terkait transisi energi, PT SMI memiliki fokus dalam beberapa area, antara lain pensiun dini batu bara, energi terbarukan, jaringan transmisi, efisiensi energi, dan pengurangan emisi karbon. Pada sektor energi terbarukan, saat ini PT SMI telah membiayai sekitar 57 proyek yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga air, minihidro, surya, panas bumi, biomassa, dan bayu.

Sebagai ETM Country Platform Manager, selain memobilisasi pendanaan dalam bentuk pinjaman, PT SMI juga aktif memberikan dukungan dalam bentuk bantuan teknis penyiapan proyek, kajian, serta kegiatan peningkatan kapasitas untuk mendorong percepatan implementasi transisi energi di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan komitmen untuk menjadi Perseroan dengan karbon netral pada tahun 2029 dengan mengompensasi emisi karbon yang ditimbulkan dari bisnis dan operasional. Upaya kompensasi emisi karbon tersebut dilakukan melalui beberapa strategi dalam kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan, serta mendorong debitur Perseroan untuk melakukan upaya pengurangan emisi karbon dari proyek yang dibiayai.

 

Masa Depan: Optimisme Menuju Transformasi

Perjalanan untuk mencapai SDGs dan nol karbon melalui pembangunan infrastruktur bukanlah tanpa tantangan. Masih banyak daerah yang belum mendapat perhatian cukup dalam hal pembangunan infrastruktur. Ketimpangan antar daerah, ketidakpastian regulasi, serta risiko lingkungan adalah beberapa hambatan utama. Untuk itu, peran pemerintah sebagai policy maker dan PT SMI sebagai katalisator pembangunan infrastruktur harus diperkuat.

Saat ini, PT SMI berada dalam proses transformasi untuk menjadi Development Finance Institution (DFI) di Indonesia, yang diharapkan dapat menjadi solusi tantangan pembangunan di Indonesia secara menyeluruh. Sebagai DFI, PT SMI tidak hanya akan berfokus pada pembiayaan proyek infrastruktur skala besar, tetapi juga memperkuat dukungan kepada pemerintah daerah untuk menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif. Pembentukan SMI Institute (SMII) di tahun 2023 merupakan salah satu wujud nyata peningkatan peran PT SMI sebagai DFI untuk lebih mendukung pemerataan Pembangunan Daerah yang menghadapi keterbatasan anggaran dengan menggunakan riset yang kredibel sebagai dasar penentuan intervensi/pemberian fasilitas kepada daerah.

Untuk mendukung langkahnya, PT SMI telah mendapatkan persetujuan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2024-2028 dari pemegang saham yang menjadi roadmap baru dan kritikal karena mengakomodasi substansi utama transformasi perusahaan menjadi DFI dengan penekanan pada penguatan pembiayaan publik.

Dengan corporate rating Baa2 (stable outlook) dari Moody’s Rating, ekuivalen dengan Peringkat Negara Republik Indonesia, menjustifikasi PT SMI atas kinerja yang baik selama ini. Selain itu, berbagai perolehan penghargaan antara lain The Best Sustainability-linked Loan – Non Bank Financial Institutions dari The Assets, ESG Kehati Award 2024, TOP GRC Awards 2024, menunjukan kepercayaan dari para pemangku kepentingan sekaligus kesuksesan PT SMI dalam membiayai proyek strategis dengan dampak sosial tinggi.

Tidak hanya itu, aktivitas PT SMI dalam kemitraan internasional seperti The International Development Finance Club (IDFC) dan Association of Development Financing Institutions in Asia and the Pacific (ADFIAP) juga menjadi bentuk peran aktif PT SMI sebagai DFI dan dalam mendukung pembiayaan infrastruktur yang inovatif melalui kolaborasi internasional. Pada 2024, PT SMI berhasil menjadi tuan rumah bagi ADFIAP International CEO Forum XVII bertemakan “Building a Sustainable Future: The Crucial Role of DFIs in a Low Carbon Development Agenda”.

Dalam menjalankan bisnis dan operasionalnya, PT SMI telah melaksanakan pengelolaan elemen-elemen ESG – Environmental, Social, Governance sebagai bagian dari kegiatan operasional dan usaha Perseroan. Pada elemen E dan S, beberapa perangkat dan pengaturan telah disusun dan dijalankan mencakup penyusunan dan pelaksanaan Pedoman ESMS Korporasi, Pedoman Perlindungan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Safeguards) serta berbagai inisiatif lainnya. Terkhususkan untuk elemen S, Perseroan juga menjalankan beberapa kegiatan seperti Corporate Social Responsibility (CSR), Program Pengembangan Masyarakat “Desa Bakti untuk Negeri (DBuN)” dan pengelolaan sumber daya manusia.

Sedangkan Elemen G difokuskan pada pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG), pentaatan pada prinsip-prinsip anti bribery dan gratifikasi, dan pencegahan anti pencucian uang (APU PTT) serta penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Hal ini mendukung peningkatan nilai perusahaan akan meningkatkan performa Perseroan dan memperkokoh integritas dalam memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan.

Dengan optimisme transformasi menuju DFI, PT SMI siap memperkuat perannya sebagai penggerak utama pembiayaan di daerah, membuka jalan bagi Indonesia yang lebih terhubung, inklusif, dan berdaya saing pada 2025. Karena pada akhirnya, setiap langkah maju adalah kontribusi nyata bagi masa depan bangsa.

 

 

Back to News