Dukungan untuk peningkatan pemberdayaan wanita ditunjukkan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dengan menggelar Pelatihan Kerajinan Ecoprint di Panti Sosial Perlindungan Bina Karya Harapan Mulia, Kedoya, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Susi Dwi Harini berharap kegiatan ini akan terintegrasi dengan program lainnya untuk panti di DKI Jakarta.
Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan SMI Ramona Harimurti menambahkan, program itu bermitra dengan Yayasan Inspiras Anak Bangsa dan melibatkan karyawan SMI. Narasumber dalam pelatihan tersebut ialah Founder Kimrose Craft Kinanti Roospitasari.
"Ecoprint merupakan sebuah teknik untuk mencetak dan mewarnai sesuatu dengan bahan-bahan yang alami berbasis tanaman dan tumbuhan. Dapat dibuat pada kain, kullit sapi, domba, kambing, kertas kayu dan keramik," kata Ramona dalam keterangannya.
Cara membuat eco print adalah dengan menekankan pada pewarnaan natural menggunakan bahan-bahan alami (batang / kulit batang, akar, daun) tanaman dan tumbuhan.
Motif pada kain memakai bahan dedaunan dan bunga yang ditekan-tekan pada kain/material lainnya. Selanjutnya kain yang sebelumnya sudah dimordant tersebut di rebus agar warna alami melekat kuat pada kain.
Dalam pelatihan itu, peserta dibagi dalam 15 kelompok yang terdiri dari 2 warga binaan panti sosial dan 1-2 karyawan SMI.
"Dari kelompok yang ada pelaksanaannya dibagi menjadi 3 teknik dasar, yaitu kelompok 1-5 melakukan Teknik Ecoprinting dengan menggunakan Tawas saja, kelompok 6-10 melakukan Teknik Ecoprinting menggunakan Tunjung saja serta kelompok 11-15 melakukan Teknik Ecoprinting menggunakan gabungan Tawas dan Tunjung," imbuh Ramona.
Paket dan bahan-bahan pelatihan seperti tawas, tunjung, kain, celemek, pipa paralon, dan sarung tangan sudah disiapkan di meja masing-masing kelompok.
Selanjutnya peserta membentangkan plastik untuk alas dan kain di atas meja, serta menyusun tumbuhan dan dedaunan yang bertanin tinggi untuk di letakkan di atas kain putih yang sudah disiapkan.
Setelah daun diletakkan pada kain dan membentuk susunan yang rapi dan indah, selanjutnya hamparan kain digulung dengan hati-hati menggunakan pipa paralon agar daun tidak terlipat, setelah kain digulung, kemudian dilipat dan diikat dengan rapi menggunakan tali rafia.
Proses selanjutanya dari tahap ecoprinting ini adalah mengukus kain yang sudah dikat tersebut. Untuk Proses pengukusan ini berlangsung hingga 2 jam. Setelah proses pengukusan, gulungan kain dibuka setelah dingin dan dijemur di tempat teduh atau diangin-anginkan selama 7 hari.
Ramona mengungkapkan, saat kegiatan berlangsung, para peserta menunjukkan ketertarikan dan antusias dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi kepada narasumber, sehingga proses pelatihan menjadi lebih attraktif.
"Untuk lebih memotivasi peserta, diadakan pula penilaian dan perlombaan untuk seluruh kelompok, dimana dipilih 3 kelompok yang memiliki kerjasama yang baik dan dapat menata/menyusun tumbuhan dengan indah pada kain yang sudah disediakan," ucap Ramona.
Kinanti Roospitasari berharap peserta mampu menghasilkan karya yang bagus dan bisa dimanfaatkan untuk menjadi tambahan penghasilan kedepannya.