PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) merambah pembiayaan syariah dengan mendirikan unit usaha yang ditargetkan beroperasi pada awal 2017. Potensi pasar dinilai tinggi lantaran Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
"Kami tidak mau ketinggalan. Dari 2014 akhir sudah merencanakan untuk mendukung keuangan syariah, khususnya pembiayaan infrastruktur," kata Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini di sela-sela forum internasional terkait dengan pembangunan ekonomi di Nusa Dua, Kabupaten Badung. Bali, kemarin.
Menurut dia, saat ini unit usaha syariah tersebut berada dalam tahap persiapan operasional dengan telah memenuhi kelengkapan sisi perangkat legal, di antaranya izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyesuaian anggaran dasar, persetujuan pemegang saham, dan persetujuan dewan pengawas syariah berdasarkan rekomendasi Dewan Syariah Nasional.
Lebih jauh, Emma mengatakan pihaknya menargetkan komitmen pembiayaan untuk proyek infrastruktur 2017 sebesar Rp63,6 triliun atau tumbuh 36% dari proyeksi pembiayaan tahun ini. Rp46,8 triliun.
Menurutnya, komitmen pembiayaan tahun depan masih akan ditopang pembiayaan komersial menjadi Rp49,7 triliun atau tumbuh 36% dan pembiayaan pemerintah daerah (pemda) menjadi Rp6,2 triliun atau tumbuh 121%. "Meskipun begitu, kita tetap bermain aman dengan kondisi aset yang tidak punya banyak pilihan dan berisiko tinggi. Kita terus memilah sehingga bisa memainkan peran sebagai katalis ekonomi" katanya.
Menurut Emma, hingga kuartal III 2016, total komitmen pembiayaan yang dijamin PT SMI ialah Rp39,5 triliun dengan total nilai proyek Rpl75 triliun. Komitmen pembiayaan yang diberikan itu memberikan efek berganda (multiplier effect) hingga 4,4 kali.
