EN ID
News Updates 10 June 2015
Share: https://www.ptsmi.co.id/cfind/source/thumb/images/icon/cover_w20_h20_share-fb.png https://www.ptsmi.co.id/cfind/source/thumb/images/icon/cover_w20_h20_share-tw.png https://www.ptsmi.co.id/cfind/source/thumb/images/icon/cover_w20_h20_share-link.png

SMI Suntik Anak Usaha US$ 100 Juta Tahun Depan

Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pembiayaan infrastruktur, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) berencana menambah modal bagi anak usahanya PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sebesar US$ 100 juta pada 2016. Suntikan modal yang diperhitungkan sebagai pinjaman itu akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang dikerjakan IIF. “Kami akan menambah utang sekitar US$ 100 juta dan akan diserahkan ke anak usaha kita lagi. Dengan rating funding yang kami punya untuk pinjaman dalam dolar Amerika Serikat (AS), rating-nya masih bagus dan kami bisa gampang dapat pinjaman juga," jelas Direktur Utama SMI Emma Sri Martini di acara Indonesia Green Infrastructure Summit, Jakarta, Rabu (10/6). Tambahan pinjaman multilateral tersebut akan melengkapi pinjaman sebelumnya bagi IIF sebesar US$ 200 juta yang dilakukan pada Maret lalu. Sebagai informasi, IIF adalah anak perusahaan SMI bersama empat lembaga internasional lain yaitu Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC), Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG), serta Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Sama seperti pinjaman sebelumnya, Emma menyebut pinjaman kali ini rencananya masih akan ditarik dari lembaga multilateral World Bank maupun Asian Development Bank yang difasilitasi dan diteruskan ke SMI oleh pemerintah. Rencananya, pinjaman tambahan sebesar US$ 100 juta ini akan diterima SMI pada semester II tahun depan. "Ke depan kami akan sering tapping dana-dana donor karena cost of fund dari situ lebih murah mengingat pembiayaannya di-channel oleh pemerintah. Dengan adanya tambahan pinjaman ini, semoga kami bisa melakukan pembiayaan infrastruktur dengan lebih murah," tutur Emma. Ia menambahkan, SMI saat ini memang mengharapkan dana-dana donor karena memang membutuhkan dana dalam denominasi dolar AS. Selain itu, ia mengatakan bahwa pinjaman melalui lembaga multilateral lebih efisien dari sisi waktu penarikan dibanding meminta pinjaman melalui pemerintah. "Disini kita memang hadapi trade-off. Kalau peminjaman lewat pemerintah, memang channel-nya lebih mudah tapi waktu pencairannya lama akibat birokrasinya juga lama. Sedangkan kalau dengan overseas bank, relatively pencairan lebih cepat namun memang margin pengembalian lebih tinggi sedikit," tambahnya. Untuk sisa tahun ini, SMI juga belum berencana untuk menarik dana pinjaman multilateral mengingat perusahaan masih memiliki uang berlebih akibat peleburan aset Pusat Investasi Pemerintah (PIP) senilai Rp 18,2 triliun ke dalam perusahaan sejak tahun ini. Bahkan, dana yang dimiliki SMI pun masih lebih besar dibanding rencana pembiayaan infrastruktur SMI tahun 2015-2016 yang diestimasi mencapai Rp 10,8 triliun. "Tahun ini belum akan ada tambahan dana dari luar, karena kan kami ada tambahan dana akibat pengalihan aset PIP ke SMI disamping PMN asli yang diberikan ke kami sebesar Rp 2 triliun. Jadi relatively masih ada banyak uang," ujarnya. Sebagai informasi, setahun ke depan SMI membidik pembiayaan sebesar Rp 10,8 triliun dimana pembiayaan sebesar Rp 4 triliun bisa dibukukan pada tahun ini dan sisanya Rp 6,8 triliun menjadi target pembiayaan pada 2016. Sedangkan berdasarkan portofolio-nya per 31 Desember 2014, SMI telah memberikan komitmen pembiayaan sebesar Rp 5,57 triliun dengan total nilai proyek sekitar Rp 45,55 triliun, di mana multiplier effect yang diciptakan sebesar 8,2 kali. Sumber: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150610132236-78-59035/smi-suntik-anak-usaha-us--100-juta-tahun-depan
Back to News

Other News Updates